Ramadhan Ceria

Sudah berbulan-bulan nggak ngeblog rupanya. Dan kalau bukan karena ditanya oleh seorang teman yang mungkin mampir ke sini, saya mungkin nggak akan nulis postingan ini. Padahal selama ini rajin blogwalking mampir ke rumah maya teman-teman untuk sekedar menjadi silent reader atau tebar pesona komen sebagai penanda jejak :D.

Alhamdulillah ketemu lagi dengan bulan Ramadhan. Saya ingat setahun lalu pernah posting soal Ramadhan di keluarga kecil kami. Tak terasa ya setahun berlalu. Tahun ini Ramadhan terasa lebih istimewa bagi kami. Ada banyak hal yang membuat kami bersyukur dan lebih bersemangat menjalani hari-hari Ramadhan kali ini.

Yang paling disyukuri di Ramadhan tahun ini adalah kebijakan pulang kantor pada pukul 16.00 WIB. Horeeeee. Ya walaupun di kantor lain banyak yang pulangnya sejam lebih awal dari kantor kami, tapi kebijakan ini sudah sangat menyenangkan. Sebab selama ini di bulan Ramadhan jam pulang kantor biasanya pada pukul 16.30 WIB. Tiga puluh menit lebih awal yang efeknya luar biasa. Pulang masih menatap matahari, sampai rumah masih sempat menyiapkan menu berbuka puasa, dan tentunya saat waktunya buka puasa formasi keluarga sudah lengkap.  Menyenangkan kan?

Berikutnya, Ramadhan ini kakak Khonsa belajar puasa full seharian sampai bedug maghrib. Bukan karena paksaan kami orangtuanya lho. Sejak awal kami hanya menekankan untuk belajar puasa. Tahun lalu pun kakak masih belajar puasa setengah hari, itupun nggak full sebulan. Ramadhan ini kakak sendiri yang berkemauan ikut puasa sampai maghrib.

sahur sama-sama

sahur sama-sama

Alhamdulillah sampai hari kemarin lancar. Hari kedua puasa sekitar pukul 10 pagi kakak sempat menelepon dan bilang mau puasa setengah hari karena lapar. Kami pun mengiyakan. Ternyata sorenya pas menyambut kami sepulang kantor kakak bilang nggak jadi setengah hari, maunya full sampai sore ☺. Rutinitas berbuka dan sahur bersama tentunya menjadi lebih istimewa. Tak hanya kakak, adiknya pun biasanya ikut bangun sahur bersama kami. Ngerecokin kakaknya makan, tapi minta pakai mangkok atau piringnya sendiri.

Oiya, busuinya pun insya Alloh puasa seperti tahun sebelumnya. Walaupun Rahma sudah 16 bulan, saya tetap mengusahakan untuk pumping ASI selama ngantor. Sejauh ini perolehan alhamdulilah masih cukup untuk dikonsumsi adek selama ditinggal ngantor.

Lalu, apa kabar target ibadah di bulan Ramadhan? Huwaaa T___T. Harus lebih bersemangat lagi mengejar ketertinggalan. Jadi ingat kata-kata ayahnya anak-anak, jangan sampai bulan Ramadhan terlewat begitu saja tanpa ada peningkatan apa-apa *sungkem*. Masa iya tamu istimewanya nggak disambut dan dijamu dengan istimewa? Jadi, harus lebih semangat dan semangat lagi nih.

About rinahttps://rinaprilia.wordpress.comhappily married, all time mom, extrovert, badminton, drama, books, indonesia

6 thoughts on “Ramadhan Ceria

  1. kyaaa, ternyata keluahannya sama ya mba,hehehe

    itu mba khosan sama mba rahma kok udah gedhe mbaaa, uwaaa, belum sempat ketemu pas bayi tau-tau udah segitu aja 😀

  2. Maaaak… sampe hari ini aku merasa gagal… Taraweh jarang2, tadarus masih jauh dari khatam. Hiks… Semoga bisa segera mengejar ketertinggalan…

Leave a reply to Rina Cancel reply